50.000 Kursi Kosong Saat Chelsea Kalahkan LAFC di Piala Dunia Antarklub, Ada Apa?
Berikut adalah beberapa foto suasana kursi kosong di laga Chevron FC melawan LAFC di Piala Dunia Antarklub di Mercedes‑Benz Stadium, Atlanta:
🎯 Kenapa Banyak Kursi Kosong?
-
Hanya 22.137 orang hadir, jauh dari kapasitas 71.000–75.000 fifa.com+15standard.co.uk+15mercedesbenzstadium.com+15.
-
Kick‑off dilakukan pada hari Senin pukul 15:00 waktu setempat—jatuh di hari kerja saat siang—membatasi kehadiran penonton lokal .
-
Harga tiket awal masih tinggi ($50–$83), meskipun akhirnya turun menjadi $35–$50 saat pertandingan dimulai as.com.
-
Atlanta memang merupakan kota sepak bola, tapi dalam liga utama mereka lebih menyukai MLS dan acara lain. LAFC pun bertanding di kota yang jauh dari basis penggemar mereka di LA .
Pertandingan antara Chelsea dan Los Angeles FC (LAFC) dalam ajang Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 menjadi sorotan bukan hanya karena kemenangan wakil Inggris, tetapi juga karena fenomena yang tidak biasa: sekitar 50.000 kursi kosong terlihat di stadion yang berkapasitas besar. Laga yang seharusnya menjadi pertunjukan megah antara dua tim dari benua berbeda justru dibayang-bayangi atmosfer stadion yang sepi. Apa sebenarnya yang terjadi?
1. Lokasi dan Waktu yang Kurang Strategis
Pertandingan digelar di salah satu stadion besar di Amerika Serikat, namun jadwal yang kurang bersahabat—dilaksanakan pada hari kerja dan jam siang—membuat banyak suporter, terutama pekerja lokal, tidak bisa hadir. Waktu pertandingan yang tidak ideal ini membuat animo publik menurun drastis.
2. Minimnya Antusiasme Publik Lokal
Meskipun LAFC adalah klub Amerika Serikat, minat publik lokal terhadap Piala Dunia Antarklub ternyata tidak sebesar antusiasme mereka terhadap Major League Soccer (MLS) atau pertandingan timnas AS. Bagi banyak warga, turnamen ini belum menjadi prioritas tontonan, apalagi jika dibandingkan dengan NFL atau NBA yang lebih dominan di budaya olahraga AS.
3. Harga Tiket yang Tidak Ramah
Laporan dari sejumlah media lokal menyebutkan bahwa harga tiket pertandingan cukup mahal, bahkan untuk kategori ekonomi. Ini membuat banyak fans, terutama dari kalangan muda dan keluarga, memilih untuk menyaksikan pertandingan dari rumah atau bar, bukan langsung di stadion.
4. Kampanye Promosi yang Kurang Maksimal
FIFA dan panitia lokal dinilai kurang agresif dalam mempromosikan turnamen ini di Amerika. Iklan dan promosi seputar Piala Dunia Antarklub 2025 lebih terfokus pada media digital dan tidak menyentuh basis komunitas lokal secara luas, terutama komunitas pecinta sepak bola.
5. Dominasi Tim Eropa Menurunkan Ketegangan Laga
Banyak pengamat menilai bahwa laga Chelsea vs LAFC terlihat timpang di atas kertas. Chelsea datang sebagai unggulan dari Eropa, dengan skuad bintang dan pengalaman turnamen internasional yang jauh lebih matang. Hal ini membuat sebagian fans merasa hasil pertandingan sudah bisa ditebak, sehingga kurang menarik untuk disaksikan langsung.
6. Cuaca dan Kondisi Eksternal
Beberapa laporan menyebutkan bahwa cuaca pada hari pertandingan cukup ekstrem—baik karena panas yang menyengat atau hujan deras—yang turut menyurutkan niat fans untuk hadir ke stadion. Infrastruktur transportasi publik yang belum optimal juga bisa menjadi hambatan.
Chelsea Tetap Fokus, Tapi FIFA Dapat PR Besar
Terlepas dari sepinya stadion, Chelsea tetap tampil dominan dan mengalahkan LAFC dengan skor meyakinkan. Namun, kejadian ini menjadi peringatan serius bagi FIFA. Turnamen yang bertujuan mendongkrak popularitas sepak bola global ini justru menunjukkan tantangan besar dalam menarik minat penonton di negara tuan rumah non-tradisional seperti Amerika Serikat.
Untuk edisi-edisi mendatang, FIFA dan panitia lokal perlu memikirkan ulang:
-
Lokasi pertandingan,
-
Strategi pemasaran,
-
Harga tiket,
-
Dan bagaimana membangun atmosfer kompetitif yang menarik.
Jika tidak, kursi-kursi kosong bisa menjadi pemandangan berulang, bahkan dalam turnamen sekelas Piala Dunia Antarklub.